VIETJET AKAN REKRUT 5.000 STAF BARU DI THAILAND
Share via
Terbit Pada
07 August 2025
21841326
IQPlus, (7/8) - VietJet Aviation berencana mempekerjakan lebih dari 5.000 staf baru di Thailand seiring maskapai berbiaya rendah terbesar di Vietnam ini mempercepat ekspansi penerbangan dan rute ke destinasi wisata terpopuler di Asia Tenggara.
VietJet Thailand, unit maskapai Vietnam di Thailand, tahun ini akan membuka penerbangan langsung baru ke kota-kota besar di Asia untuk memanfaatkan pertumbuhan perjalanan udara regional, menurut pernyataan resminya, Rabu malam (6 Agustus). Pasar-pasar baru tersebut meliputi Jepang, Korea Selatan, dan India, ungkapnya.
VietJet bergabung dengan maskapai sejenis seperti Thai Airways International dan Asia Aviation yang telah membuka rute regional baru seiring dengan percepatan upaya negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara ini untuk menjadi pusat penerbangan utama. Pemerintah sedang memperluas kapasitas penumpang di bandara internasionalnya di Bangkok dan tempat-tempat wisata populer seperti Phuket dan Chiang Mai untuk menarik lebih banyak maskapai dan wisatawan.
VietJet Thailand sedang membuka lowongan untuk posisi-posisi seperti pilot, awak kabin, teknisi, teknisi, dan staf darat. Maskapai ini tidak merinci jumlah karyawannya saat ini.
Ekspansi ini dilakukan setelah seorang hakim London menolak upaya perusahaan investasi Inggris FitzWalter Capital Ltd. untuk membekukan aset global VietJet atas biaya yang belum dibayarkan.
Unit VietJet di Thailand membukukan laba bersih sebesar 64 juta baht pada tahun 2024, dari kerugian sebesar 3,6 miliar baht pada tahun sebelumnya, menurut data Kementerian Perdagangan. Total pendapatan tahun lalu melonjak 45 persen dari tahun sebelumnya menjadi 19 miliar baht.
Rute baru VietJet Thailand akan mencakup Bangkok ke Seoul, mulai 1 Oktober; Bangkok ke Osaka, diluncurkan 1 Desember; Bangkok ke Bandara Internasional Narita Tokyo, mulai 15 Desember; Bangkok ke Kolkata, India, mulai 16 November dan Bangkok ke Ahmedabad, India, pada 4 Desember. (end/Bloomberg)